1. Blowroom
Merupakan proses pertama dalam pembuatan
benang. Di area blowing, mesin LAKSHMI, TRUTZSCHLER bekerja secara
otomatis membuka dan mengambil gumpalan serat kapas dari 25 hingga 30
bale bahan baku. Untuk pembuatan benag TR, pada proses ini juga terjadi
pencampuran antara serat polyester dengan serat rayon dan terjadi
pembersihan / pemisahan serat dengan kotoran yang ada diserat. Blendomat
akan menghasilkan pencampuran serat yang rata. Setelah itu serat-serat
yang telah tercampur menuju ruang carding.
2. Carding
Dari ruang blowing, gumpalan serat yang telah
dibuika, diubah menjadi bentuk memanjang disebut sliver carding dengan
mesin LAKSHMI, TRUTZSCHLER. Dan untuk pertama kalinya terjadi pelurusan,
peregangan serta, serta terjadi pemisahan serta pendek dengan serat
panjang. Tujuan pemisahan tersebut untuk menjaga ahar kekuatan benang
sesuai dengan yang diharapkan. mesin carding ini mampu menghasilkan
kualitas sliver yang baik dengan nep yang rendah, kapasitas produksinya
mencapai 65 kg/jam. Sliver yang telah melewati proses carding tersusun
rapi dan can yang secara otomatis pula berganti setelah can penuh.
Selanjutnya sliver carding menuju mesin drawing breaker.
3. Drawing Breaker
Dari proses carding, sliver carding diubah
menjadi sliver drawing breaker, dimana terjadi proses peregangan dan
pen-sejajaran. Besarnya perbandingan antara serat dengan panjang sliver
drawing breaker ini akan berpengaruh pada nomor benang yang dihasilkan.
Mesin RIETER, TOYODA ini dilengkapi dengan auto leveler yang mampu
menghasilkan sliver dengan tingkat kerataan yang baik untuk selanjutnya
dibawa ke mesin drawing finisher.
4. Drawing Finisher
Fungsi proses ini sama dengan fungsi pada
drawing breaker. Hasil dari mesin RIETER, TOYODA drawing finisher ini
disebut sliver drawing finisher, serat-serat yang ada didalamnya lebih
lurus serta sudah terpisah antara serat pendek dan serta panjang. Sama
seperti drawing breaker, drawing finisher juga
mempunyai auto leveler yang dapat menghasilkan sliver dengan tingkat
kerataan baik. Selanjutnya sliver menuju ke mesing roving.
5. Speed Frame
Setelah melewati proses drawing finisher,
bentuk sliver diubah menjadi memanjang dan lebih kecil, dinamakan roving
yang kemudian digulung dalam bobbin roving dengan menggunakan mesin
LAKSHMI, TOYODA, HOWA. Roving serat akan mengalami pen-sejajaran dan
peregangan kembali. Adapun besarnya perbandingan antara berat dan
panjang roving akan berpengaruh pada nomor benang yang akan dihasilkan.
Selanjutnya bobbin roving dibawa menuju ke mesin ring spinning.
6. Ring Spinning/ Ring Frame
Untuk menjadi benang, roving mengalami proses
peregangan, pemberian antihan/ twist dan penggulungan. Benang yang
dihasilkan ini digulung pada cop yang dibedakan warnanya. Hal ini
dimaksudkan agar tiap jenis nomor benang dapat dibedakan pula, sehingga
terhindar dari kekeliruan pada proses selanjutnya. Mesin ring spinning
memiliki kapasitas 1008 spindle, dilengkapi dengan automatic droffing
yang sudah maksimal gulungannya. Kecepatan penggulungan mesin ini
mencapai 15.000-17.000 rotation perminute. Mesin RIETER, ZINSER, HOWA,
TOYODA ring spinning dapat menghasilkan kualitas benang yang baik untuk
proses knitting (rajut) maupun weaving (tenun). Untuk menghindari
berhentinya mesin dalam waktu yang cukup lama, pada mesin ini biasanya
ada beberapa petugas yang khusus ditugaskan mengambil hasil proses atau
droffing.
7. Winding
Mesin LOEPE, MURATA Q-PRO, SAVIO ini
digunakan untuk memindahkan gulungan bebang dari cop ke cone sekaligus
menghilangkan bagian-bagian benang yang terlalau tebal maupun yang
terlalu tipis dalam panjang/berat tertentu dalam cone atau kelos. Cone
bisa berupa paper cone atau plastic cone untuk kemudian siap di packing
atau masuk ke proses selanjutnya. Mesin winding ini dilengkapi dengan yarn clearer uster quantum dan loepe yang dapat menghasilkan benang dengan kualitas terbaik untuk proses rajut atau tenun.
8. Doubling
Setelah proses winding selesai, benang
memasuki proses doubling. Doubling berfungsi untuk merangkap benang,
disini benang single diubah menjadi benang double dan gulungannya
dipindah ke bobbin silinder dengan ukuran yang telah ditentukan. Mesin
MURATEC doubling juga dilengkapi dengan yarn clearer yang berfungsi agar
tidak terjadi penyimpangan dari jumlah benang yang harus di doubling
dan secara otomatis pula berhenti jika benang yang sudah di rangkap
kurang dari dua atau lebih.
9. TFO (Two for One) Twister
Di area TFO, benang dari mesin OERLIKON,
MURATA, LEEWHA doubling diberi antihan/ twist, gulungannya dipindahkan
kembali ke cone. Mesin TFO dapat menghasilkan produksi dengan varian
twist yang rendah serta ditunjang dengan double winder yang dilengkapi
dengan yarn clearer untuk menunjang kualitas produksi yang baik, yang
fungsinya agar tidak terjadi penyimpangan dari jumlah benag yang harus
di doubling. Benang yang dihasilkan bisa menggunakan paper cone atau
plastic cone untuk kemudian siap packing.
10. Pengemasan
Setelah seluruh proses selesai, benang dibawa
menuju ruang ultra violet, quality control memeriksa kesempurnaan
gulungan benang, selanjutnya benang siap dipacking. Benang di kemas
kedalam karung atau dus/palet baik benang single yang dihasilkan dari
mesin winding atau benang double yang dihasilkan dari mesin TFO. Pada
proses ini, benang haruis benar-benar dipisahkan menurut jenis nomornya
agar terhindar dari komplain pihak konsumen.
Terimakasih sudah posting, saya sedang bermimpi ingin punya pabrik nih haha
BalasHapusTertatik pada alur & mesinnya,
BalasHapusApakah kalau beli barus selengap itu, atau boleh meain tertentu...?
Saya masih awam , apakah ada pelatihannya,
Trmks
Salam hormat
Bambang RS
HP. 0878 8290 2212
Ingin cari pekerjaan di pabrik benang
BalasHapus